Wednesday, August 16, 2017

RONDE KEPERAWATAN

RONDE KEPERAWATAN

A.    Pengertian Ronde Keperawatan
   Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan /atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
    Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan. Chambliss (1996), ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani masalah medis.
    Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
   Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
    Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.
    Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.

B.     Karakteristik RondeKeperawatan
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:
1.      Klien dilibatkan secara langsung
2.      Klien merupakan fokus kegiatan
3.      Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4.      Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5.      Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet dan perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

C.    Tujuan Ronde Keperawatan
    Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu: tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien. Tujuan ronde keperawatan bagi perawat menurut Armola et al. (2010) adalah:
1.      Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
2.      Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3.      Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus
4.      Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis
5.      Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta
6.      Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan

    Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi pasien. Hal ini dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien, yaitu:

1.            Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2.            Untuk mengamati pekerjaan staff
3.            Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
4.            Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5.            Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6.            Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7.            Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada pasien
8.            Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb
9.            Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10.        Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan

D.    Manfaat Ronde Keperawatan
    Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh perawat, diantaranya:
1.      Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008) dengan adanya ronde keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008) peninkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan berkembang secara profisonal.
2.      Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter penilaian atau teknik intervensi.
3.      Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2011).
4.      Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).
5.      Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009) ronde keperwatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.

E.     Tipe-tipe Ronde Keperawatan
    Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds,  nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.
1.      Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien. 
2.      Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat dan head nurse.
3.      Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit.  Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4.      Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat.Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.

         Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.

F.     Tahapan Ronde Keperawatan
Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :
1.      Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation (orientasi). 
2.      Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
3.      Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan). 

Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:
1.      Persiapan
§  Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
§  Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2.      Pelaksanaan
§  Penjelasan tentang klien olehperawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan padamasalah keperawatan danrencana tindakan yang akan/ telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
§  Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
§  Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
§  Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
3.      Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4.      Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
Struktur
§  Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
§  Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
§  Persiapan dilakukan sebelumnya.
Proses
§  Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
§  Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
Hasil
·         Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
·         Masalah klien dapat teratasi.
·         Perawat dapat :
§  Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
§  Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
§  Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
§  Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
§  Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
§  Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
§  Meningkatkan kemampuan justifikasi.
§  Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.


G.    Hal yang Dipersiapkan dalam RondeKeperawatan
Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan persiapan sebagai berikut:
1.      Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka).
2.      Menentukan tim ronde keperawatan.
3.      Mencari sumber atau literatur.
4.      Membuat proposal.
5.      Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
6.      Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?; Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?

H.    Komponen Terlibat dalam RondeKeperawatan
     Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya. 
1.      Peran Ketua Tim dan Anggota Tim :
a.       Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b.      Menjelaskan masalah keperawata utama.
c.       Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d.      Menjelaskan tindakan selanjutnya.
e.       Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2.      Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
a.       Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim. Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
§  Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
§  Menjelaskan masalah keperawatan utama
§  Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
§  Menjelaskan tindakan selanjtunya
§  Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b.      Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
§  Memberikan justifikasi
§  Memberikan reinforcement
§  Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional
§  Mengarahkan dan koreksi
§  Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan ronde keperawatan ini untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
§  Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan
§  Pasien dengan kasus baru atau langka.




DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2011).Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Sitorus R. & Yulia. 2005. Modelpraktek Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit Panduan Implementasi. Jakarta: EGC

Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit. Jakarta:EGC
Nursalam Dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Kinchay, A. (2012, September).Www.Scribd.Com. Retrieved Oktober 17, 2013, From http://Www.Scribd.Com/Doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN


No comments:

Post a Comment