Wednesday, August 16, 2017

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT

A.    Hakekat Ketenagakerjaan
   Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengeturan, mobilisasi potensi, proses motivasi, dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya. Hal ini berguna untuk tercapainya tujuan individu, organisasi, ataupun komunitas dimana ia berkarya.
   Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsaah yang dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga kerja. Misalnya, pandangan tentang motivasi kerja dan konsep tentang tenaga keperawatan. Dari pandangan tersebut akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang disesuaikan dengan gambaran pimpinan.

B.     Prinsip – Prinsip Dalam Ketenagakerjaan
1.      Pembagian Kerja
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memilik tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu mengetahui tentang :
a.       pendidikan dan pengalaman setiap staf
b.      peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut
c.       mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam organisasi
d.      mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
e.       mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
f.       Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja
§  jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya
§  tiap bangsal / bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
§  tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas
§  variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya
§  mencegah terjadinya pengkotakkan antar staf/kegiatan
§  penggolongan tugas berdsasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu
g.      Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima tugas

2.      Pendelegasian Tugas
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti manajemen. Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan menghambat inisiatif staf.
Keuntungan bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan rasa tanggung jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit dan puas pada pekerjaan.. Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk kepala bidang keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri, memberikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern, dapat mencapai pelayanan dan sasaran keperawatan melalui usaha orang lain
Walaupun pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif, banyak pimpinan yang gagal mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa alasan yang menghambat dalam melakukan pendelegasian :
§  meyakini pendapat yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat, kerjakanlah sendiri”.
§  kurang percaya diri
§  takut dianggap malas
§  takut persaingan
§  takut kehilangan kendali
§  merasa tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian, mempunyai definisi     kerja yang tidak jelas
§  takut tidak disukai oleh staf, dianggap melemparkan tugas
§  menolak untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain
§  kurang kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan tugas yang didelegasika
§  kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
§  kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut.

Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.
Hal ini tergantung pada :
a.       Sifat kegiatan ; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar kepada staf.
b.      Kemampuan staf ; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat.
c.       Hasil yang diharapkan ; Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan jangan mendelegasikan tanggung jawab untuk perencanaan strategik atau mengevaluasi dan mendisiplin bawahan baru. Mereka juga menyarankan agar mendelegasikan tugas yang utuh dari pada mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.

Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang efektif :
a.       jangan membaurkan dengan pelemparan tugas. Oleh karena itu jangan mendelegasikan tugas yang anda sendiri tidak mau melakukannya.
b.      jangan takut salah
c.       jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk sukses
d.       kembangkan tingkat keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka dapat melakukan tugas yang didelegasikan
e.       perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk berhasil
f.       antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan masalahnya
g.      hindari kritik bila terjadi kesalahan
h.      berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat dan dukungan yang tersedia
i.        berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik

Langkah yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang efektif :
a.       tetapkan tugas yang akan didelegasikan
b.      pilihlah orang yang akan diberi delegasi
c.       berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas
d.      uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut
e.       jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut
f.       minta staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut atas tugas yang didelegasikan.
g.      tetapkan waktu untuk mengontrol perkembangan
h.      berikan dukungan
i.        evaluasi hasilnya

3.      Koordinasi
 Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.
Manfaat Koordinasi:
a.       menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan perasaan lebih penting dari yang lain
b.      menumbuhkan rasa saling membantu
c.       menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf
Cara koordinasi:
Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan, pembakuan formulir yang berlaku.

4.      Manajemen Waktu
    Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang keperawatan mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu pengelola dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan waktu sehingga dapat digunakan lebih efektif. Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :
a.       analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan kategori kegiatan yang ada
b.      memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas
c.       menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannnya serta tujuan yang akan dicapai
d.      mendelegasikan
Hambatan yang sering terjadi pada pengaturan waktu
a.       terperangkap dalam pekerjaan
b.      menunda karena takut salah
c.       tamu yang tidak terjadwal
d.      telpon
e.       rapat yang tidak produktif
f.       peraturan “open door”
g.      tidak dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak perlu

C.    Perhitungan Tenaga Perawat
1.      Hitunglah dengan menggunakan formula (misal formula PPNI)
125% pada formula ini diasumsikan karena asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat di Indonesia masih berpola pada tindakan yang banyak ke arah tindakan non keperawatan sehingga perlu ditambahkan jumlahnya, selain itu diasumsikan bahwa kinerja keperawatan oleh perawat Indonesia masih 75%.
Contoh:
Hasil analisis selama 6 bulan Pada ruangan dengan kategori medikal bedah didapatkan rata-rata pasien yang dirawat : Self care 5 orang, partial care 10 orang dan total care 5 orang

Jawaban:
Dari data di atas kita sudah tahu untuk rata-rata pasien (TT x BOR) = 20 orang, dan langkah selanjutnya kita harus menghitung terlebih dahulu jam asuhan yang harus diberikan:

Self Care = (5 x 1 jam) + (5 x 1 jam) + (5 x 0,25 jam) = 11,25 jam
Partial Care = (10 x 3 jam) + (10 x 1 jam) + (10 x 0,25 jam) = 42,5 jam
Total Care = (5 x 6 jam) + (5 x 1 jam) + (5 x 0,25) = 36,25 jam

Total Jam asuhan = 11,25 + 42,5 + 36,25 = 90 jam/20 pasien
Rata-rata jam asuhan = 4,5 jam

Maka Jumlah keseluruhan kebutuhan tenaga keperawatan adalah
TP=((4,5 x52x7x20)/(1640 jam) ) x 125% = 24,9 orang perawat

Dibulatkan menjadi 25 orang perawat pelaksana

Catatan : Jumlah Perawat bukan hal yang utama dalam pemberian pelayanan tetapi terdapat aspek lain yang sangat berperan yaitu KOMITMEN PERAWAT dalam melaksanakan Asuhan.



2.      Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :
Jumlah
Pasien
Klasifikasi Klien
Minimal
Parsial
Total
Pagi
Sore
Malam
Pagi
Sore
Malam
Pagi
Sore
Malam
1
0,17
0,14
0,07
0,27
0,15
0,10
0,36
0,30
0,20
2
0,34
0,28
0,14
0,54
0,30
0,20
0,72
0,60
0,40
3
0,51
0,42
0,21
0,81
0,45
0,30
1,08
0,90
0,60
Dst

Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Minimal
Parsial
Total
Jumlah
Pagi
0,17 x 3 = 0,51
0.27 x 8 = 2.16
0.36 x 6 = 2.16
4.83 (5) orang
Sore
0.14 x 3 = 0.42
0.15 x 8 = 1.2
0.3 x 6 = 1.8
3.42 (4) orang
Malam
0.07 x 3 = 0.21
0.10 x 8 = 0.8
0.2 x 6 = 1.2
2.21 (2) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari                                                         11 Orang

3.      Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan
adalah sebagai berikut :
Jumlah jam keperawatan                 rata rata              jumlah
yang dibutuhkan klien/hari  x   klien/hari       x   hari/tahun
Jumlah hari/tahun                -   hari libur       x   jmlh jam kerja
                                                 Masing2            tiap perawat
                                                 Perawat
jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun
=          jumlah jam keperawatan yang di berikan perawat/tahun
=          jumlah perawat di satu unit
Prinsip perhitungan rumus Gillies :
Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
1.      waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam , keperawatan partial (partial care ) = ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
2.      Waktu keperawatan tidak langsung
   · menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
      · menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari
3.      Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien
4.      Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata - rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
  Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
  Jumlah tempat tidur x 365 hari
5.      Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.
6.      Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari        minggu/libur = 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari).
7.      Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)
8.      Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan /cadangan ).
9.      Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %

Contoh 
1.      Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
2.      Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang denganketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)
3.      Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam kerjaperhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
4.      Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)
Jumlah jam keperawatan langsung
- Ketergantungan minimal      = 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Ketergantungan partial         = 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Ketergantungan total            = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah jam                        = 63 jam
Jumlah keperawatan tidak langsung
17 orang klien x 1 jam = 17 jam
Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam

Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :
63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari
                        17 orang

Jadi,,
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,96 x 17 x 365    =   30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang )
(365 – 73) x 7              2044
Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8 orang
  
4.      Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (DepKes RI, 2005)
a.       Pengelompokan unit kerja rumah sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan)harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit sebagai berikut :
1)      Rawat inap dewasa
2)      Rawat inap anak/perinatal
3)      Rawat inap intensif
4)      Gawat darurat (IGD)
5)      Kamar bersalin
6)      Kamar operasi
7)      Rawat jalan
b.      Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di ruang rawat inap rumah sakit.
Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
1)      Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2)      Rata pasien per hari
3)      Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
4)      Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5)      Jam efektif setiap perawat/bidan adalah tujuh jam per hari

Tabel. Contoh Perhitungan dalam satu ruangan Berdasarkan Klasifikasi pasien
No.
Jenis / Kategori
Rata-rata pasien/hari
Rata-rata jam perawatan/pasien/hari
Jumlah perawatan/hari
a
B
c
d
e
1
Pasien penyakit dalam
10
3,5
35
2
Pasien bedah
8
4
32
3
Pasien gawat
1
10
10
4
Pasien anak
3
4,5
13,5
5
Pasien kebidanan
1
2,5
2,5
Jumlah
23
93,0

Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah :
=  93  = 13 perawat
            Jumlah jam perawatan      
            Jam kerja efektif per shif

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =
x jumlah perawat tersedia
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar  
                  Jumlah hari kerja efektif

x   13   =  3,5 orang
52 + 12 + 14 + = 78 hari      
                286

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing jobs), seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
            (Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%
            (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor koreksi 
            = 16,5 + 4,1  =  20,6 (dibulatkan 21 perawat/bidan)
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh tersebut adalah 21 orang.

Tingkat Ketergantungan Pasien :
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.
Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:
1.      Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri;
2.      Makan dan minum dilakukan sendiri;
3.      Ambulasi dengan pengawasan;
4.      Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif;
5.      Pengobatan minimal, status psikologis stabil;
Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
1.      Kebersihan diri dibantu, makan, minum, dibantu;
2.      Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
3.      Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali;
Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
1.      Sebagian besar aktivitas dibantu;
2.      Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
3.      Terpasang folley chateter, intake output dicatat;
4.      Terpasang infus;
5.      Pengobatan lebih dari sekali;
6.      Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
1.    Segala aktivitas dibantu oleh perawat;
2.    Posisi pasien diatur dan diobservasi tanda-tanda vital setiap dua jam ;
3.    Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction;
4.    Gelisah/disorientasi
Jumlah jam perawat yang dibutuhkan adalah :
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Jam efktif perawat
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut ditambah (faktor koreksi) dengan :
Hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day = 
x jumlah perawat yang diperlukan
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar  
                  Jumlah hari kerja efektif
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing jobs) seperti contohnya; membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%






DAFTAR PUSTAKA

DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010.Jakarta : Departemen Kesehatan R.I

Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,. Mosby -
year book, Inc.

Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia :
WB Saunders.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998).Management Decision Making for Nurses(3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2000).Leaderships Roles and Management Functions in
Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and leadership for
nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers


No comments:

Post a Comment