Thursday, September 20, 2012

Issue Etik Dalam Keperawatan


Issue Etik Dalam Keperawatan


             Setiap orang menghadapi isu moral yang sama dalam lingkungan perawatan kesehatan. Hal ini berarti bahwa etika keperawatan adalah istilah yang sah hanya selama sah itu mengacu pada sub kategori dalam etika kedokteran.


          1. Euthanasia
               Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seseorang atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini  untuk kepentingan pasien sendiri. Perkembangan euthanasia tidak terlepas dari perkembangan konsep tentang kematian.
Jenis Euthanasia
Euthanasia bisa ditinjau dari beberapa sudut.Euthanasia dapat dibedakan atas :
1)      Euthanasia pasif
2)     Euthansia aktif
            Di tinjau dari pemerintahan, Euthanasia dapat dibedakan atas :
1)      Euthanasia voluntir (atas permintaan pasien)
2)      Euthanasia ivoluntir (tidak atas permintaan pasien)


2. Aborsi
      Aborsi  didefinsikan sebagai pengeluaran janin atau produk konsepsi secara spontan sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang bisa terjadi keguguran (abortus).  Menurut WHO aborsi merupakan pengeluaran embrio atau janin yang berat badannya 500 gr atau kurang, yang setara dengan usia kehamilan 22 minggu.

Definisi Aborsi
          Apa Yang Dimaksud Dengan  Pengguguran Kandungan(Aborsi)
Secara medus, aborsi (baik keguguran maupun pengguguran) berarti terhentinya kehamilan yang terjadi diantara tertanamnya sel telur yang sudah dibuahi dirahim sampaI kehamilan 20 minggu.
Dengan kata lain, keguguran atau pengguguran kandungan adalah keluarnya janin dan rahim sebelum janin itu mampu hidup mandiri.


Pengertian Aborsi
         Aborsi/abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat-akibat tertentu). Aborsi adalh suatu kontrovensial dan isu yang memicu emosi yang bias menimbulkan permusuhan antara ke dua belah pihak.
         Menurut Fak About Abortion, info kit on women’s health oleh institute for social, maret 1991. dalam istilah kesehatan aborsi didefenisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnta telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fesus) mencapai 20 minggu.
          Siapa saja yang melakukan pengguguran kandungan berarti telah membuat dosa dan telah melakukan tindakan criminal yang mewajibkan pembayaran diyat dari janin yang gugur yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan diyat manusia sempurna (10 ekor onta), sebagai mana telah diterangkan dalam hadis shahih dalam masalah tersebut. Rasullulah SAW bersabda : ‘’Rasullulah SAW memberi keputusan dalam masalah janin dari seorang perempuan Bahni Lihyan yang gugur dalam keadaan mati, dengan satu ghurrah, taitu serang budak laki-laki atau perempuan’’ (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Huairah RA Abdul Qadim Zallum, 1998).
         Sedangkan aborsi pada janin yang usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa. Ini disebabkan bahwa apa yang ada dalam rahim belum menjadi janin karena dia masih berada dalam tahapan sebagai nutfah (gumpalan darah), sebelum sampai pada fase penciptaan yang menunjukan cirri-ciri minimal sebagai manusia.

          Aborsi tetap saja menjadi masalah controversial, tidak hanya dari sudut pandang kesehatan tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi biasanya dilakukan atas imedis yang berkaitan dengan ancaman keselamatan jiwa atau adanya gangguan kesehatan yang berat pada diri si ibu, misalnya tuberkulosis paru-paru berat, asma, diabetes, gagal ginjal, hipertens, bahkan biasanya terdapat dikalangan tercandu atau ibu yang terinpeksi virus.

Dasar-dasar aborsi
          Aborsi pada dasarnya menghentikan kehamilan sebelum janin mampu hidup mandiri. Standar aborsi terjadi antara empat sampai dua belas minggu kehamilan, tetapi prosedur ini sah secara hukum di Amerika Serikat sampai kehamilan dua puluh empat minggu. Memang ada kasus yang jarang terjadi dimana bayi dapat hidup sejak usia dua puluh minggu kehamilan, namun sebagian besar diantaranya mendapatkan kerusakan yang permanent dan nyata. Sebagian besar aborsi terjadi sebelum garis batas dua belas minggu.
          Saat ini di Amerika Serikat terdapat dua pilihan ketika menghadapi aborsi. Secara medis atau operatif. Operatif adalah cara yang tradisional, dimana seorang dokter melebarkan serviks, mengeluarkan isinya, dan pasien pulang kerumah. Aborsi medis mengharuskan oasien memakan beberapa pil, yang akan menyebabkan aborsi spontan atau keguguran.


Aborsi Operatif
        Standar aborsi operatif menyangkut melebarkan serviks secara perlahan-lahan dan menyedot isinya keluar dengan alat seperti vakum. Kita menyebutnya kuretase isap (suction curettage). Biasanya cara ini memakan waktu sepuluh menit, dan tergantung dimana Anda berada, bias menggunakan anestesi umum atau local.
        Pertama, dokter melakukan pemeriksaan pelvis untuk menetapkan ukuran dan posisi rahim , di mana kedua hal ini , tetapi juga dari minggu ke minggu kehamilan. Dokter kemudian membersihkan vagina dengan cairanantiseptik untuk mengurangi bakteri.
        Alat pertama yang digunakan dalam aborsi adalah tenakulum, yang kelihatannya seperti penjepit es kecil. Benda ini menahan serviks untuk tetap berada di tempatnya-ini kedengarannya lebih buruk dari pada yang sebenarnya. Serviks yang tetap diam mengurangi trauma pada serviks. 
       Setelah dokter menahan serviks, dia akan mulai melebarkannya dengan dilator. Dilator adalah batang dengan gradasi ukuran yang digunakan untuk membuka serviks secara perlahan-lahan. Dilator dimasukkan kedalam kanal serviks untuk meregangkannya, agar evakuasi isi rahim dapat dilakukan. Hal ini dilakukan dengan perlahan-lahan dan lembut. Idenya adalah untuk menghindari robekan otot atau luka permanent pada serviks.
        Dilator yang pertama dan terkecil berukuran kurang lebih sebesar batang pengsil. Dan yang terbesar sebesar ibu jari Anda. Dilatasi serviks yang diingkan tergantung pada seberapa besar kehamilan si pasien. Pada usia 6 minggu, dilatasi akan sangat kecil karena hanya pada sedikit jaringandan sifatnya tak terbentu. Pada usia 12 minggu, ada lebih banyak struktur dan jaringan, jadi, biasanya serviks diperbesar 2 kali lipat.
       Setelah memperbesar serviks, dokter memasukan kateter (selang kecil) kedalam rongga rahim, yang menempel pada alat penyedot. Benda ini membersihkan seluruh isi rahim. Setelah itu, sendok kuret (alat yang terbuat dari besi, langsing, danmelengkung) dimasukkan untuk mengerok dengan lembut dinding rahim dan untuk memastikan semua jaringan telah keluar.
       Pasien kemudian di bawa ke ruang penyembuhan, dimana dia beristirahat selama kurang lebih setengah jam, dan kemudian tim dokter akan memastikan tidak ada pendarahan yang berlebihan atau nyeri. Setelah aborsi operatif, instruksi saya kepada pasien adalah “Jangan menaruh apa pun atau siapa punkedalam vagina Anda selama 2 minggu.‘ Serviks biasanya tertutup rapat, namun setelah aborsi, serviks akan terbuka lebar dan bakteri apapun di vagina bias masuk. Aktivitas utama yang di kwatirkan dari perspektif medis adalah seks-ejakulasi yang mungkin membawa bakteri langsung kedalam rahim adalah ide yang sangat buruk.
        Karena vagina adalah tempat yang relative kotor, fasilitas aborsi dan/atau ginekolog akan memberikan anti biotik pencegahan pascaaborsi selama satu sampai tujuh hari.tingkat infeksi untuk aborsi kurang lebih dua sampai tiga persen, tetapi anda dapat menguranginya sampai setengah dengan snit biotik.
       Dua minggu setelah aborsi, pasien harus kembali ke ginekolog untuk pemeriksaan ulang yang akan memastikan bahwa dia tidak masih hamil dan tidak merasakan nyeri atau tanda-tanda infeksi. Waktu tersebut juga merupakan kesempatan baik untuk mendiskusikan dan mengevaluasi pilihan kontrasepsi pasien.
           

Komplikasi:
             Merupakan kewajiban dokter untuk mengirim semua produk hasil konsepsi (dalam dunia medis disebut POC kepada ahli potologi untuk mengidentifikasikan jaringan plasenta. Bila ahli potologi tidak menemukan jaringan plasenta, ini berarti pasiennya 1) tidak hamil; 2) dia masih hamil disuatu tempat di luar rahim, biasanya di tuba polopii, misalnya pada kehamilan ektopik; atau 3 dia masih hamil di dalam rahim dan dokternya tidak membersihkannya dengan sempurna.
       Kehamilan ektopik yang tidak diterapi dapat menyebbkan pendarahan internal, syok, atau kematian. Nyeri yang hebat, pusing, pingsan, atau perut kembung dapat menjadi petunjuk pertama bahwa komplikasi ini terjadi pada Anda. Namun, sudah menjadi standar praktik bagi ahli patologi untuk memberi tahu dokter bila tidak ditemukan jaringan plasenta, pada saat pasien datang ke kamar dokter, mengulangi tes kehamilan, dan melakukan sonogram (USG).
       Aborsi inkomplit (tidak lengkap) adalah komplikasi lain, yang berarti dokter gagal mengeluarkan semua jaringan di dalam rahim. Ini dapat terjadi karena doktermelakukannya pada posisi yang empuk tapi salah, karena rahim yang hamil merupakan organ yang lunak dan rapuh. Tindakan yang tepat tergantung pada ukuran lubang, lokasi, dan saat di mana prosedur itu berlangsung. Terapinya berkisarantara tidak di apa-apakan sampai operasi reparasi.
       Aborsi yang sangat kasar dengan kuretase yang hebat dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut di dinding rahim dapat menempel satu sama lain dan menghentikan menstruasi. Bila Anda melakukan aborsi dan tidak mengalami menstruasi dalam waktu empat sampai enam minggu, temuilah genekolog Anda. Masalah ini dapat di obati, tetapi semakin cepat didiagnosis semakin baik. Infeksi setelah aborsi, meskipun jarang, juga dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut di dalam rahim.


Transplantasi organ
Transplantasi organ adalah jaringan tubuh manusia. Transplantasi organ merupakan tindakan medis yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat.
2.8.4.1    Jenis-jenis tranplantasi :
1)      Authograft.
2)      Anograft
3)      Isograft
4)      Xenograft
2.8.5. Supporting
Supporting adalah dukungan yang bersifat fisik seperti kedua tangan diatas luka pada perut sewaktu batuk, dapat juga bersifat psikologis seperti perawat yang mau mendengarkan pasien secara aktif atau memegang tangan pasien yang sedang sekarat.


No comments:

Post a Comment